Judul : Storm
(Elemental Series)
Nama pengarang : Brigid
Kemmerer
Nama penerbit : Mizan
Fantasi, PT. Mizan Publika
Nama penerjemah : Tria Barmawi
Tahun terbit : Mei,
2013
Cetakan : I
Tebal buku : 3 cm
Jumlah halaman : 556
Bahasa :
Indonesia
STORM
(Ketika Cinta Bertemu di Tengah Pertarungan Lama Para Elemental)
Brigid lahir di Omaha, Nebraska, dan tumbuh di beberapa kota yang
berbeda di seluruh Amerika Serikat karena pekerjaan orangtuanya. Dia
berpindah-pindah dari Albuquerque, New Mexico, sampai ke tepian danau di
Cleveland, Ohio, hingga akhirnya menetap di Annapolis, Maryland. Brigid mulai
menulis saat SMA, novel pertamanya bercerita tentang empat vampir bersaudara
yang menimbulkan kerusuhan di sebuah kota pinggiran. Empat vampir bersaudara
itulah yang kemudian menginspirasi para cowok yang muncul dalam seri Elemental. Brigid menulis di mana saja
selama ada tempat untuk duduk. Dan, novel Elemental
ini diselesaikannya sambil duduk di lantai di basement hotel tempatnya
mengikuti pertemuan penulis.
Saat menulis Storm, Brigid
banyak tertimpa musibah yang berhubungan dengan air--ruang bawah tanahnyayang
terendam banjir sebanyak tiga kali, atapnya yang beberapa kali bocor, keran air
di dapurnya yang bocor, dan beberapa bagian dinding kamar rumahnya yang sempat
rusak karena rembesan air. Dan, dalam rangka menulis Spark, Brigid berusaha memastikan kalau semua alarm pemadam
kebakarannya aktif karena dia akan menulis tentang cowok yang punya kemampuan
mengendalikan api.
Kali ini kita akan membahas mengenai novel Brigid yang berjudul Storm. Back to fantasy novels. Novel ini
cukup menarik. Banyak tokoh yang saling berhubungan di sini. Satu hal yang
penting, Brigid berhasil membuat pembaca tidak bosan ketika membaca novel ini. Kita
aka selalu dibuat penasaran di setiap chapternya. Supaya kamu labih mengerti
lagi tentang novel ini, saya akan memberikan sinopsisnya.
Empat bersaudara Merrick memiliki anugerah empat elemen berbeda—air,
angin, api,, dan tanah. Mereka selalu berusaha agar tidak mencolok dan tidak
menarik perhatian para Pemandu yang setiap waktu siap membawa para pengendali
elemen yang dianggap mengancam keselamatan manusia. Namun, kehadiran Tyler dan
Seth, musuh keluarga Merrick, memperkeruh keadaan. Mereka terus berusaha
memancing amarah Merrick bersaudara dengan alasan pembalasan dendam keluarga.
Merrick bersaudara hamper selalu bisa menghindari segala masalah,
hingga saat Becca hadir di tengah pertikaian mereka. Chris yang jatuh cinta
pada Becca tidak bisa lagi mengendalikan lagi kekuatannnya setiap kali dirinya
harus menyelamatkan Becca. Dan, ketika Chris berusaha mengendalikan kembali
kekuatannya, segalanya telah terlambat karena Sang Pemandu telah mencium
kekuatan mereka.
Di awal buku, kita akan disuguhi hal-hal misterius yang membuat
kita terus menebak-nebak. Siapa dia? Apa yang terjadi sebenarnya? Apa masalah
mereka dengannya? Beberapa pertanyaan tadi mungkin akan terlintas di pikiran
kamu. Namun, Brigid tidak terburu-buru untuk memaparkan semuanya sekaligus
sehingga kita dapat menikmati perkembangan ceritanya dengan nyaman tanpa harus
bingung dengan semua teka-teki di setiap chapternya. Meski novel ini mengambil sudut pandang orang
ketiga, tapi pergulatan emosi Becca dan Chris begitu nyata. Dan kisah cinta
Chris dan Becca begitu unik karena mereka berdiri di tengah-tengah permusuhan
dua keluarga yang pada akhirnya mengundang Pemandu untuk turun tangan.
Di sini, kita dapat mengambil pelajaran dari Merrick bersaudara.
Solidaritas mereka sangat kuat meski mereka sering berkelahi, terutama dengan
kakak tertua Chris, Michael. Michael selalu bersikap seperti ayah untuk
adik-adknya, berharap bisa melindungi dan mengawasi mereka. Tapi, salah satu
dari si kembar, Gabriel, kesal dengan sikapnya itu. Gabriel lebih pemarah dibanding
kembarannya, Nick. Dan, Chris juga
terkadang terpengaruh dengan Gabriel. Mereka ingin Michael menjadi ‘kakaknya’,
bukan ‘ayahnya’. Meski begitu, Michael bukanlah mengekang mereka, melainkan
menjaga mereka agar tidak seperti dirinya yang pernah kehilngan kendali atas
kekuatannya dan menyebabkan beberapa orang tewas. Mungkin saya akan mengutip
satu kalimat di film Spiderman karena
menurut saya kalimat ini pas dengan cerita di sini : Di mana ada kekuatan
besar, maka di situ pun ada tanggung jawab yang besar. Kisah Merrick bersaudara
ini patut dicontoh karena seburuk-buruk apapun keluargamu, mereka adalah
keluargamu sendiri. Darah dagingmu.
Untuk karakter, saya akan mengambil dua tokoh untuk diambil sisi
positifnya. Yang pertama adalah Becca. Becca adalah seorang gadis yang tangguh
secara mental maupun fisik. Dia berani dan baik hati. Dia menyelamatkan Chris
dari dua orang pemuda yang akan membunuhnya mati-matian meski ia sendiri bisa
dibilang tidak mengenal Chris walaupun mereka berada di angkatan yang sama.
Untuk kejadian-kejadian berikutnya, ia menjadi sering terancam bahaya dan masa
lalunya yang suram bersama sang mantan pacar mulai terkuak. Semua hal itu
terjadi semenjak dirinya dekat dengan Chris.
Yang kedua adalah Chris. Dia mungkin adalah pemuda idaman bagi para
gadis yang menyukai keromantisan. Cintanya pada Becca begitu tulus. Dia rela
mengorbankan apapun, bahkan kesenangan dan nyawanya hanya supaya Becca bahagia
dan ‘hidup’. Dia rela menjauhi Becca demi keselamatannya ketika seorang Pemandu
mulai mengawasi karena Becca pun ikut ditandai oleh Tyler dan Seth sebagai
pengadu. Meski ia menjauh, namun ia tidak dapat untuk tidak mengawasi Becca.
Dia selalu menyelamatkan Becca ketika gadis itu dalam bahaya. Hal itu
menunjukkan bahwa rasa tanggung jawabnya yang begitu besar. Ia juga
melakukannya kepada kakak-kakaknya meskipun tidak sebesar rasanya kepada Becca.
Di sini juga kita mendapatkan pelajaran bagaimana ketika kebohongan
akan berakhir dengan hilangnya sebuah kepercayaan yang sudah dibangun dengan kokoh.
Dan perlindungan yang ayah Becca berikan pada sang anak tidaklah setepat yang
dipikirkannya. Bahkan hal itu membuat Becca hamper meregang nyawa jika tidak
ada Chris yang menolongnya.
Kekurangan di buku ini hanyalah pada budaya barat para remaja di
daerah Amerika, seperti merokok, percobaan pemerkosaan, pesta sekolah yang
sangat bebas, pesta anak muda, perkelahian. Tapi semua itu masih diambang batas
wajar karena itulah budaya di sana. Hanya bagaimana cara pembaca menyikapinya.
Novel ini bagus untuk dibaca, terutama bagi pecinta novel fantasi,
ketika sedang merasa bosan dan memerlukan suatu cerita yang sedikit berbeda.
Cerita di sini memang sedikit berbeda dengan cerita fantasi pada umumnya. Tidak
rumit seperti Harry Potter karya J. K. Rowling namun tidak biasa juga. Brigid
mampu mengemasnya menjadi sebuah cerita yang pas untuk dibaca di dalam situasi
apapun.
0 comments:
Post a Comment