あくら: Pemerintah Meraung, Rakyat pun Menggaung

Pages

Tuesday 18 June 2013

Pemerintah Meraung, Rakyat pun Menggaung



Apa yang kini rakyat Indonesia telah pikirkan? Para mahasiswa membuat kekacauan di mana-mana yang hanya merugikan warga. Mereka beralasan bahwa mereka melakukan semua itu sebagai perwujudan dari penolakan mereka terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Padahal, pemerintah melakukan itu semata-mata hanya untuk menyelamatkan Negara ini dari keterpurukan.
Sebenarnya, para menteri dan presiden sendiri sudah merencanakan hal itu sejak lama. Mereka hanya tinggal menunggu persetujuan DPR-RI saja. Di pihak DPR-RI sendiri telah terjadi pergolakan yang cukup a lot. Hingga Hari Senin malam (17/6), telah diadakan voting di gedung DPR-RI. Hasil voting menyatakan bahwa harga BBM resmi akan dinaikkan.
Para mahasiswa tidak senang dengan adanya keputusan ini. Di beberapa tempat seperti Medan dan Jakarta (tepatnya di depan gedung DPR-RI), para mahasiswa ini melakukan demonstrasi yang berujung anarkis sejak para anggota DPR-RI mengadakan rapat paripurna hingga keputusan untuk menaikkan harga BBM dibuat. Bahkan, para mahasiswa di Medan merusak salah satu restoran cepat saji yang berada tepat di depan kampus mereka secara membabi buta.
Sebelumnya, aksi demonstrasi yang berujung anarkis ini juga terjadi di berbagai tempat. Para aparat setempat telah melakukan berbagai cara untuk membubarkan mereka dan tidak jarang pula beberapa aparat tersulut emosinya sehingga melakukan tindakan kekerasan pada beberapa mahasiswa.
Hal ini sangat ironis, karena pada dasarnya, para aparat dan para mahasiswa berada di posisi yang sama, sama-sama rakyat Indonesia. Peristiwa ini mengingatkan kita pada tragedi yang terjadi pada beberapa tahun terakhir di era 90-an. Namun, keadaan saat itu berbeda. Para mahasiswa melakukan demonstrasi karena kekeliruan yang dilakukan oleh Presiden Suharto (alm) saat itu. Kali ini, para mahasiswa melakukan demonstrasi hanya untuk menyalurkan aspirasi rakyat yang tidak setuju jika harga BBM dinaikkan yang sayangnya selalu berbuntut anarkis dan malah merugikan warga sendiri.
Memang, langkah pemerintah yang diambil saat ini adalah sebuah langkah instan agar rakyat Indonesia dapat hidup lebih baik yang mempunyai sebuah kelemahan. Namun, pemerintah berpikir bahwa langkah ini cukup baik untuk dilakukan dalam keadaan negara saat ini. Sayangnya, rakyat tidak memahami tujuan dari kebijakan ini. Mereka berpikir jika harga BBM naik maka semua harga kebutuhan pokok pun akan ikut naik dan mereka tidak akan sanggup lagi bertahan hidup. Alasan inilah yang membuat mereka tidak menyetujui dengan dinaikkannya harga BBM.
Beberapa hari terakhir ini, harga beberapa bahan pokok seperti telur, cabai, bawang, dan lain sebagainya mulai merangkak naik. Bahkan ada beberapa di antaranya yang tiba-tiba menjadi langka. Banyak kalangan menengah ke bawah yang khawatir akan kondisi ini. Ditambah lagi, dalam waktu dekat Bulan Ramadhan akan segera tiba. Hal ini membuat mereka mulai menjerit menyuarakan keluhan mereka pada pemerintah.
Dengan fenomena unjuk rasa yang terjadi saat ini, kita dapat melihat tanda-tanda bahwa kepercayaan rakyat terhadap pemerintah sudah mulai hilang. Seharusnya, rakyat percaya jika pemerintah sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Pada dasarnya, pemerintah melakukan penghapusan subsisi secara bertahap dan berharap subsidi yang diberikan tepat sasaran. Hanya saja, langkah pemerintah ini tidak rakyat pahami dengan baik sehingga yang rakyat ketahui adalah harga BBM akan naik.
Rasa saling percaya di antara rakyat dan pemerintahan sangatlah penting. Jika rasa percaya itu sudah hilang, maka tidaklah mustahil jika negara ini akan runtuh. Kita, sebagai rakyat Indonesia, tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Kita tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan para pahlawan kita terdahulu yang rela mengorbankan nyawanya hanya untuk kemerdekaan negeri ini. Maka, bangunlah rasa kepercayaan di antara rakyat dan pemerintahan dan jangan sekali-kali menyalahgunakan kepercayaan itu.

0 comments:

Post a Comment