Setelah cukup sekian banyaknya film yang diadaptasi dari sebuah
novel pada tahun ini, kini telah hadir sebuah film sci-fi action yang diberi
judul sama dengan novelnya, yaitu Ender’s Game. Novel Ender’s Game ditulis oleh
seorang penulis asal Amerika Serikat bernama Orson Scott Card. Novel ini
pertama kali diterbitkan pada Agustus 1977 dan kemudian dibuat versi barunya
yang terbit pada tahun 1991. Novel Ender’s Game telah meraih beberapa
penghargaan, di antaranya adalah Nebula Award 1985 untuk kategori novel terbaik
dan Hugo Award 1986 untuk kategori sama.
Film Ender’s Game ini disutradarai oleh sutradara yang sama dengan
film berjudul X-Men Origins : Wolverine (2009), yaitu Gavin Hood dan dibintangi
oleh Harrison Ford, Ben Kingsley, dan beberapa aktor dan aktris lainnya serta para
aktor dan aktris muda yang lebih mendominasi, seperti Asa Butterfield, Hailee
Steinfeld, Jimmy ‘Jax’ Pinchak, Aramis Knight, Abigail Breslin, Conor Carroll,
dan Suraj Partha. Gavin Wood juga berperan sebagai penulis scriptnya bersama
sang penulis sendiri, Orson Scott Card. Di Amerika Serikat, film ini sudah
dirilis sejak tanggal 1 November kemarin, sedangkan di Indonesia baru dirilis
pada tanggal 6 November 2013.
Film ini menyajikan sebuah tontonan tentang peperangan melawan
alien yang berbeda. Berikut adalah sinopsisnya.
Suatu hari, ada segerombolan pesawat alien serangga yang diberi
nama Formics menyerang Bumi. Pada serangan pertama, jutaan nyawa manusia
melayang karena ketidaksiapan mereka menghadapi para Formics. Tetapi pada serangan
kedua, umat manusia sudah lebih siap menghadapi para Formics yang datang
kembali untuk menyerang Bumi. Sebuah keajaiban datang ketika Mazer Rackham (Ben
Kingsley) berhasil meledakkan sebuah pesawat induk musuh yang menyebabkan semua
aktivitas pesawat-pesawat lainnya terhenti dan ia pun menjadi pahlawan.
Selama lima puluh tahun setelah serangan Formics terakhir, para
manusia masih khawatir akan kedatangan para Formics. Sehingga militer
internasional memutuskan untuk melatih seluruh anak-anak cerdas yang nantinya
akan dijadikan prajurit untuk menyerang para Formics. Andrew Thomas Wiggin atau
Ender Wiggin (Asa Butterfield) terpilih untuk masuk ke sekolah militer luar
angkasa bernama The Battle School. Ia merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara cerdas, yaitu Peter Wiggin (Jimmy ‘Jax’ Pinchak) yang tidak terpilih
karena sifatnya yang condong pada kekerasan saja, Valentine Wiggin (Abiigail
Breslin) yang tidak terpilih karena sifatnya yang terlalu lembut, dan Ender
Wiggin sendiri yang terpilih karena ia memiliki sifat kedua kakaknya. Tetapi,
Colonel Hyrum Graff (Harrison Ford) membuat Ender dibenci di sana yang
merupakan ujian yang diberikannya untuk Ender.
Meski dibenci, namun pada akhirnya Ender memiliki banyak teman.
Tapi tidak sampai di situ saja, Ender dan teman-temannya harus menghadapi
serangkaian permainan bertarung yang cukup melelahkan setiap harinya. Major Gwen
Anderson (Viola Davis) selaku psikiater pun khawatir akan perkembangan
psikologis Ender yang dipengaruhi oleh sifat keras ayahnya : John Paul Wiggin
(Stevie Ray Dallimore), kakak laki-lakinya, dan juga Valentine yang sangat
Ender sayangi. Namun Colonel Graff tampaknya tidak mengindahkan hal itu karena ia sangat percaya pada potensi
yang dimiliki Ender.
Kemudian, mereka dipindahkan ke pusat International Fleet yang
terletak di planet Eros, bekas para Formics pernah tinggal, dan tempat yang
paling dekat dengan planet para Formics. Di sana, Ender bertemu dengan Mazer
Rackham yang ternyata masih hidup setelah lama diperkirakan meninggal dan
kemudian menjadi gurunya. Di Eros, Ender dan teman-temannya , Petra Arkanian
(Hailee Steinfeld), Alai (Suraj Partha), Bean (Aramis Knight), dan Bernard
(Conor Carroll), dituntut untuk berlatih menyerang para Formics melalui
serangkaian simulasi. Setiap harinya, mereka dihadapkan pada situasi yang
semakin kompleks dan sangat melelahkan. Hingga akhirnya mereka sampai pada
simulasi ujian akhir yang akan mengubah segalanya.
Menurutku, ini merupakan film mengenai alien yang sangat berbeda
dari film-film tentang alien yang pernah saya tonton. Selain, tokoh-tokoh yang
mendominasi adalah anak-anak, film ini akan membuat cara berpikir kita mengenai
para alien berubah, lebih masuk akal dan manusiawi. Kemudian, setting yang
disajikan pun sangat mengimplementasikan apa yang saya bayangkan saat membaca
buku. Seakan-akan segala apa yang terdapat di novelnya menjadi kenyataan dan
sangat memukau. Setiap aktor dan aktrisnya pun mampu menonjolkan karakter yang
diperankan masing-masing sehingga setiap tokoh yang ada menjadi kuat di film.
Tidak ada tokoh yang tidak penting. Alur di awal cerita memang sederhana,
tetapi berubah menjadi kompleks saat di akhir cerita dan di luar dugaan. Dan
bagi penonton yang belum membaca bukunya, jangan khawatir, karena dari awal
ceritanya sudah dikemas dengan apik dan fokus pada satu permasalahan sehingga
tidak membuat bingung.
Mungkin pada awalnya banyak yang mengira bahwa ini merupakan film
untuk anak-anak. Akan tetapi, ternyata film ini memiliki rating PG-13. Memang
film ini dapat ditonton oleh anak-anak, namun tentunya harus ada orangtua atau
seseorang yang dituakan untuk memberikan penjelasan mengenai kompleksitas
cerita, taktik perang, dan hal-hal lainnya. Dan untuk aksi perkelahian, film ini
tidak menyajikan banyak, sedangkan untuk adegan romantis, menurutku tidak ada
di film ini alias nihil.
Pada akhirnya, dengan kesenangan yang membuncah di dada, saya memberikan
lima dari lima bintang alias perfect untuk film ini. Why? Menurutku, film ini
sangatlah unik dan berkualitas. Bagi kamu yang membaca bukunya terlebih dahulu
dan kurang mengerti dengan alur ceritanya atau settingnya, film ini akan
menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kamu. So, apa lagi yang ditunggu? :D
0 comments:
Post a Comment