Judul : Dead
Sleep (Lukisan Kematian)
Nama pengarang :
Greg Iles
Nama penerbit :
Penerbit Bentang, PT. Bentang Pustaka
Tahun terbit :
2010
Cetakan :
I
Bahasa :
Indonesia
Penerjemah :
Reni Indardini dan Cahya Wiratama
Jumlah halaman :
592 halaman
Tebal buku :
2,7 cm
DEAD SLEEP

Di novelnya yang berjudul Dead
Sleep ini, Greg menyuguhkan sebuah cerita thriller yang begitu menakjubkan. Dengan latar belakang tempat yang
sama dengan tempat dimana ia dibesarkan, Greg telah memperkenalkan tempat yang
sudah begitu ia kenal dengan baik tanpa menghilangkan sense dari cerita itu sendiri. Berikut adalah sinopsisnya.
Tangan itu terjulur lunglai. Matanya mentap kosong, sementara
warna kulitnya yang bak pualam justru menambah aroma kematian di sana. Masihkah
sang model bernyawa saat dilukis? Tak ada
yang tahu kecuali sang pelukis.
Lukisan itu bukan satu-satunya. Beberapa lukisan serupa lainnya
terpajang anggun di ruang koleksi pribadi dan museum, menebarkan kekaguman
berbalut misteri. Namun, hanya ada satu orang yang menyadari kengerian
sesungguhnya di balik proses pembuatan lukisan. Dia adalah Jordan Glass,
seorang fotografer peraih Pulitzer yang hidupnya dibayang-bayangi luka masa
lalu.
Kini, dalam sebuah ruangan yang sunyi, Jordan merasakan kebekuan
mulai menjalari sekujur tubuhnya. Di hadapannya, seorang perempuan muda
tergeletak pucat. Apakah perempuan itu telah mati? Apakah dia juga akan segera
menyusulnya?
Sementara berbagai pertanyaan berkejaran dalam benak Jordan,
sang pelukis terus mengayunkan kuasnya sembari menikmati kedua korbannya
perlahan menyongsong maut. Siapakah pelukis itu? Dan, jantung Jordan nyaris
berhenti saat melihat wajah sang pelukis!
Novel ini menyajikan informasi yang sangat lengkap dan
mendetail. Mulai dari bidang fotografi, seni lukis, sampai sejarah. Semua
berdasarkan fakta. Kemudian, pendalaman karakter Jordan di sini sangat baik
sehingga pembaca dapat merasakan apa yang Jordan rasakan. Greg memukau saya dengan
kisah akhir yang menegangkan serta sangat di luar dugaan.
Namun, untuk membaca novel ini, pembaca perlu berkonsentrasi
penuh karena petunjuk-petunjuk yang disuguhkan secara bertahap cukup
membingungkan. Maksud saya, Greg mungkin ingin menguak identitas sang pelukis
di akhir cerita dan itu memang benar. Greg terlihat tidak terburu-buru untuk
menguak petunjuk-petunjuk yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui siapa sang
pelukis. Meskipun begitu, bukannya membosankan, pembaca akan dibuat penasaran
dengan kisah selanjutnya.
Novel ini menyajikan hal-hal yang sangat bermanfaat. Di samping
informasi yang disajikan begitu detail, pembaca juga dapat mengambil pelajaran
dari kisah masa lalu Jordan yang begitu memilukan namun indah. Selain itu,
pembaca juga diajak untuk berpikir dalam menemukan sang pelukis seperti
layaknya seorang detektif. Sensasi itu mungkin jarang dirasakan bagi sebagian
pembaca. Novel ini layak dibaca bagi siapa saja yang ingin mendapatkan cerita
berkualitas untuk mereka baca.
0 comments:
Post a Comment